Rabu, 23 Februari 2011

MEMBUAT SKEMA TRAFFIC LIGHT DENGAN PROGRAM DSCH2

Untuk membuat skema traffic light bisa dianggap sangatlah mudah bagi yang sudah mengerti dasarnya. Namun, jika belum mengerti dasar dan perhitungannya, maka akan sangat sulit jadinya.
Langsung saja, di sini saya akan menjelaskan lebih detail agar pembaca lebih mengerti. Sebagai gambaran awal, di bawah ini adalah gambar skema traffic light perlimaan. Terlihat ruwet kan…

















Baik, saya mulai dengan penjelasan dasar berikut ini:
1.Untuk membuat traffic light, saya menggunakan flip flop (FF) JK yang sudah tersedia di DSCH2.
2.1 FF (1 bit) akan menghasilkan dua keadaan, hasil ini didapat dari 2^1=2 (dua pangkat satu)








Ket: M = lampu merah
        H = lampu hijau
Jika lampu merah 1 menyala maka merah 2 mati dan hijau 2 menyala. Ingat prinsip traffic light! Jalur 1 dan jalur 2 jangan sampai lampu menyala sama, bisa kecelakaan nanti. Jika menggunakan 1 flip flop maka tidak bisa menggunakan lampu kuning, karena keadaannya butuh lebih dari 2. (1 bit berarti satu angka pada kolom nilai)

3.Contoh lagi! 2 FF (2 bit) akan menghasilkan 4 keadaan. (2^2=4)











Ket:
Terlihat pada kolom nilai terdiri dari 2 angka/bit. Karena keadaan empat maka dapat ditambahkan lampu kuning. Maka pada merah dibuat dua kali, karena saat jalur seberang hijau dan kuning maka jalur sini harusnya merah, jangan sampai merah bertemu kuning. Karena biasanya kuningpun masih diizinkan kendaraan jalan. Semoga Anda mengerti penjelasan saya. Jika belum, saya contohkan lagi.

4.Contoh lagi yang agak kompleks. 3 FF (3 bit) akan menghasilkan 8 keadaan. (2^3=8)
















Ini adalah perhitungan bit biner. Untuk mengetahui nilai, misal pada kolom nilai tertulis 101 maka berarti dalam angka desimal bernilai 5. Yang berangka satu pada urutan pertama yaitu bernilai 1 dan urutan ketiga dari kanan bernilai 4 maka 4+1=5.






Ket:
Pada tabel tersebut, jika dibuat 3 lampu maka 8 keadaan akan menyisakan beberapa keadaan, maka untuk menyiasatinya dibuat ganda pada lampu hijau, dan merah lebih lama.

Jika Anda sudah mendapat sedikit gambaran dan mengerti tentang tabel tersebut, maka saya lanjutkan ke peta karnaughnya. Untuk membuat peta karnaugh, kita perlu membaca tabel tersebut. Perlu diperhatikan bahwa peta karnaugh diperlukan jika keadaan pada lampu ada yang lebih dari satu. Jika satu lampu hanya 1 keadaan maka tidak perlu dibuat peta karnaugh, seperti contoh pada 1 FF.

1.Peta karnaugh 2 FF
Ket: untuk lampu 1, saat keadaan M1 terjadi pada keadaan 3 dan 4 yaitu 10 dan 11, begitu selanjutnya.
Untuk penghitungan peta karnaugh, setiap warna berbeda, jika kolom dengan warna sama maka dijumlah/disederhanakan. Terlihat jelas di kedua tabel, bahwa warna merah memasuki 2 kotak. Jika nilai 0 maka diberi tanda petik (‘), di belakang hurufnya.
Lampu 1 : M1=10+11=AB’+AB=A (bisa dipelajari teorema BOOLE)
                H1=00=A’B’
                K1=01=A’B
Lampu 2 : M2=00+01=A’B’+A’B
                H2=10=AB’
                K2=11=AB

2.Peta karnaugh 3 FF


Lampu 1: M1=A’B’C’+AB+AB’=A’B’C’+A
                K1=A’BC
                H1=A’B’C+A’BC’
LAMPU 2: M2=A’+AB’C’
                   K2=ABC
                   H2=ABC’+AB’C

MENGGAMBAR SKEMA

1.Untuk 1 FF














Ket:
Cabang j dan k dihubungkan ke supply, lalu clr dan pr masing-masing dihubungkan dengan button (in1 dan in2), cl dihubungkan dengan clock (clk1), dan cabang q sebagai keluar arus listriknya. Bernilai 1 jika langsung dihubungkan dengan lampu dan bernilai 0 jika diberi inverter (not).

2.Untuk 2 FF





























Ket: insert symbol dari folder ieee dan pilih Jk.sym. Lalu cabang k dan j semuanya dihubungkan ke supply, cl pertama dihubungkan ke clock, cl yang kedua dihubungkan ke nq yang pertama, pr semuanya ke button in 2, dan clr semuanya ke button in1. Sedangkan cabang q digunakan untuk mengalirkan arus ke rangkaian lampu. Perhatikan! Jk yang terakhir adalah sebagai arus A dan yang pertama sebagai arus B. Lalu buat skema berdasar perhitungan karnaugh tadi. Jangan lupa!!! Lampu diberi warna sesuai (merah, kuning, hijau), sedangkan lampu A dan B terserah Anda mau memberi warna apa. Semoga Anda diberi kemudahan untuk mengerti penjelasan saya.

3.Untuk 3 FF

















Ket:
Perangkaian gambar intinya sama dengan yang sebelumnya. Dan perlu diperhatikan bahwa dalam pergantian misal merah ke hijau, mungkin sebelumnya melalui kuning terlebih dahulu. Maksud saya jika seharusnya menyala urut merah, kuning, lalu hijau, kemungkinan setelah merah tidak langsung kuning, namun ada hijau yang menyala cepat/berkedip, atau setelah kuning tidak langsung hijau, mungkin ada merah berkedip. Untuk menyiasatinya kecepatan clock berkedip ditambahkan menjadai lebih cepat beberapa kali. Silahkan double klik pada clock.

Itu saja yang dapat saya tuliskan di sini. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Dan perlu saya ingatkan, janganlah Anda simpan ilmu ini untuk Anda sendiri. Ajarkan pada teman Anda lainnya, maka Anda akan mendapat pahala.

Rabu, 09 Februari 2011

Kalkulus


Kalkulus berasal dari bahasa latin yang berarti batu kecil, adalah dasar dari matematika. Dalam kalkulus juga berarti ketidakberhinggaan (infite) atau disebut limit. Bidang yang termasuk ke dalam kalkulus adalah integral, deferensial dan limit.
1.  Limit
Limit digunakan jika variabel x yang digunakan, misal dalam grafik, tidak tertulis dengan angka namun terdapat dalam titik-titik yang membentuk grafik tersebut bahkan hingga lebih kecil dari milimeter. Limit berarti di dalam kurva, setiap titik pasti ada nilainya dan bersifat kontinyu. Kalkulus dalam penerapannya dapat digunakan untuk menghitung luas daerah di bawah kurva.

Jika n → ∞ maka Δx → 0, sehingga diperoleh :


Jadi luas daerah yang dibatasi kurva y = f(x), x=a, x=b, adalah


Komputer berpikir secara sistematis, tidak bisa kita perintahkan untuk mengolah limit mendekati nol.
Komputer tidak mengerti apa itu x mendekati nol. Namun harus diganti dengan angka pasti.